Secara umum genesa
bahan galian mencakup aspek-aspek keterdapatan, proses pembentukan, komposisi,
model (bentuk, ukuran, dimensi), kedudukan, dan faktor-faktor pengendali
pengendapan bahan galian (geologic
controls). Tujuan utama mempelajari genesa suatu endapan bahan galian
adalah sebagai pegangan dalam menemukan dan mencari endapan-endapan baru,
mengungkapkan sifat-sifat fisik dan kimia endapan bahan galian, membantu dalam
penentuan (penyusunan) model eksplorasi yang akan diterapkan, serta membantu
dalam penentuan metoda penambangan dan pengolahan bahan galian tersebut (Gambar
1)
Gambar 1.
Hubungan antara genesa endapan mineral (bahan galian)
dengan beberapa ilmu yang ada pada industri mineral
Endapan-endapan mineral yang
muncul sesuai dengan bentuk asalnya disebut dengan endapan primer (hypogen). Jika mineral-mineral primer
telah terubah melalui pelapukan atau proses-proses luar (superficial processes) disebut dengan endapan sekunder (supergen).
1. Keterdapatan Mineral Bijih
Kerak
bumi terdiri dari batuan-batuan beku, sedimen, dan metamorfik. Pada Tabel 1
dapat dilihat komposisi umum dari kerak bumi dan beberapa logam-logam lain
mempunyai kuantitas kecil dan umum terdapat pada batuan beku.
Tabel 1 Komposisi elemen-elemen penyusun kerak
bumi dan pada batuan beku (Sumber; Bateman, 1982).
a. Elemen penyusun kerak bumi
|
b.
Logam-logam yang umum pada batuan beku
|
|||||||
Elemen
|
%
Berat
|
%
Atom
|
%
Volume
|
Elemen
|
%
|
Elemen
|
%
|
|
Oksigen
|
47,71
|
60,5
|
94,24
|
Alumunium
|
8,13
|
Kobalt
|
0,0023
|
|
Silikon
|
27,69
|
20,5
|
0,51
|
Besi
|
5,00
|
Timbal
|
0,0016
|
|
Titanium
|
0,62
|
0,3
|
0,03
|
Magnesium
|
2,09
|
Arsenik
|
0,0005
|
|
Alumunium
|
8,07
|
6,2
|
0,44
|
Titanium
|
0,44
|
Uranium
|
0,0004
|
|
Besi
|
5,05
|
1,9
|
0,37
|
Mangan
|
0,10
|
Molibdenum
|
0,00025
|
|
Magnesium
|
2,08
|
1,8
|
0,28
|
Kromiun
|
0,02
|
Tungsten
|
0,00015
|
|
Kalsium
|
3,65
|
1,9
|
1,04
|
Vanadium
|
0,015
|
Antimony
|
0,0001
|
|
Sodium
|
2,75
|
2,5
|
1,21
|
Zink
|
0,011
|
Air Raksa
|
0,00005
|
|
Potassium
|
2,58
|
1.4
|
1,88
|
Nikel
|
0,008
|
Perak
|
0,00001
|
|
Hidrogen
|
0,14
|
3,0
|
Tembaga
|
0,005
|
Emas
|
0,0000005
|
||
Timah
|
0,004
|
Platinum
|
0,0000005
|
Pengertian bijih adalah endapan bahan
galian yang dapat diekstrak (diambil) mineral berharganya secara ekonomis, dan
bijih dalam suatu endapan ini tergantung pada dua faktor utama, yaitu tingkat
terkonsentrasi (kandungan logam berharga pada endapan), letak serta ukuran
(dimensi) endapan tsb.
Untuk mencapai kadar yang ekonomis,
mineral-mineral bijih atau komponen bahan galian yang berharga terkonsentrasi
secara alamiah pada kerak bumi sampai tingkat minimum yang tertentu tergantung
pada jenis bijih atau mineralnya. Dalam Tabel 2 dapat dilihat beberapa bijih
logam yang dapat diambil (diekstrak) dari mineral bijihnya, dan pada Tabel 3
dapat dilihat beberapa gangue mineral
yang merupakan mineral-mineral (dalam jumlah sedikit/kecil) yang terdapat bersamaan
dengan mineral bijih dan relatif tidak ekonomis.
Tabel
2.
Beberapa mineral bijih yang dapat
diekstrak sebagai komoditi logam (Sumber ; Bateman, 1982).
Logam
|
Mineral
Bijih
|
Komposisi
|
%
Logam
|
Primer
|
Supergene
|
Emas
|
Emas
Native
Kalaverit
Silvanit
|
Au
AuTe2
(Au,Ag)Te2
|
100
39
-
|
x
x
x
|
x
x
|
Perak
|
Perak
Native
Argentit
Seragirit
|
Ag
Ag2S
AgCl
|
100
87
75
|
x
x
|
x
x
x
|
Besi
|
Magnetit
Hematit
Limonit
Siderit
|
FeO.Fe2O3
Fe2O3
Fe2O3.H2O
FeCO3
|
72
70
60
48
|
x
x
x
|
x
x
x
|
Tembaga
|
Tembaga Native
Bornit
Brokhantit
Kalkosit
Kalkopirit
Kovelit
Kuprit
Digenit
Enargit
Malasit
Azurit
Krisokola
|
Cu
Cu5FeS4
CuSO4.3Cu(OH)2
Cu2S
CuFeS2
CuS
Cu2O
Cu9S5
3Cu2S.As2S5
CuCO3.Cu(OH)2
2CuCO3.Cu(OH)2
CuSiO3.Cu(OH)2
|
100
63
62
80
34
66
89
78
48
57
55
36
|
x
x
x
x
x
x
x
|
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
|
Timbal
(Lead)
|
Galena
Serusit
Anglesit
|
PbS
PbCO3
PbSO4
|
86
77
68
|
x
|
x
x
|
Seng
(Zinc)
|
Sfalerit
Smitsonit
Hemimorfit
Zinksit
|
ZnS
ZnCO3
H2ZnSiO5
ZnO
|
67
52
54
80
|
x
x
|
x
x
|
Timah
|
Kasiterit
Stannit
|
SnO2
Cu2S.FeS.SnS2
|
78
27
|
x
x
|
?
?
|
Nikel
|
Pentlandit
Garneirit
|
(Fe,Ni)S
H2(Ni,Mg)SiO3.H2O
|
22
-
|
x
|
x
|
Kromium
|
Kromit
|
FeO.Cr2O3
|
68
|
x
|
|
Mangan
|
Pirolusit
Psilomelan
Braunit
Manganit
|
MnO2
Mn2O3.xH2O
3Mn2O3.MnSiO3
Mn2O3.MnSiO3
|
63
45
69
62
|
x
x
?
|
x
x
x
x
|
Alumunium
|
Bauksit
|
Al2O3.2H2O
|
39
|
x
|
|
Antimon
|
Stibnit
|
Sb2S3
|
71
|
x
|
|
Bismuth
|
Bismuthit
|
Bi2S3
|
81
|
x
|
x
|
Kobalt
|
Smaltit
Cobaltit
|
CoAs2
CoAsS
|
28
35
|
x
x
|
|
Air
Raksa
|
Sinabar
|
HgS
|
86
|
x
|
|
Molibdenum
|
Molibdenit
Wulfenit
|
MoS2
PbMoO4
|
60
39
|
x
|
x
|
Tungsten
|
Wolframit
Huebnerit
Scheelit
|
(Fe,Mn)WO4
MnWO4
CaWO4
|
76
76
80
|
x
x
x
|
|
Uranium
|
Uraninit
Pitcblende
Coffinit
Carnotit
|
Combined
UO2
dan
UO3
USiO4
K2O.2U2O3
|
50-85
75
60
U2O3
|
x
x
|
x
x
|
Tabel
3.
Beberapa mineral
gangue yang umum muncul pada mineral bijih, (Sumber ; Bateman, 1982).
Kelas
|
Nama
|
Komposisi
|
Primer
|
Supergene
|
Oksida
|
Kuarsa
Silikat lain
Bauksit
Limonit
|
SiO2
SiO2
Al2O3.2H2O
Fe2O3.H2O
|
x
x
x
|
x
x
x
x
|
Karbonat
|
Kalsit
Dolomit
Siderit
Rodokrosit
|
CaCO3
(Ca,Mg)CO3
FeCO3
MnCO3
|
x
x
x
x
|
x
x
x
|
Sulfat
|
Barit
Gipsum
|
BaSO4
CaSO4+H2O
|
x
x
|
x
x
|
Silikat
|
Feldspar
Garnet
Rhodonit
Klorit
Mineral Lempung
|
-
-
MnSiO3
-
-
|
x
x
x
x
x
|
x
|
Lain-lain
|
Bahan batuan
Florit
Apatit
Pirit
Markasit
Pirotit
Arsenopirit
|
CaF2
(CaF)Ca4(PO4)3
FeS2
FeS2
Fe1-xS
FeAsS
|
x
x
x
x
x
x
|
x
x
|
Batuan merupakan suatu
bentuk alami yang disusun oleh satu atau lebih mineral, dan kadang-kadang oleh
material non-kristalin. Kebanyakan batuan merupakan heterogen (terbentuk dari
beberapa tipe/jenis mineral), dan hanya beberapa yang merupakan homogen. Deret
reaksi Bowen (deret pembentukan mineral pada batuan) telah dimodifikasi oleh
Niggli, V.M. Goldshmidt, dan H. Schneiderhohn, seperti terlihat pada Gambar
2.
Gambar 2. Diagram urutan pengendapan mineral
Sedangkan proses
pembentukan mineral berdasarkan komposisi kimiawi larutan (konsentrasi suatu
unsur/mineral), temperatur, dan tekanan pada kondisi kristalisasi dari magma
induk telah didesign oleh Niggli seperti terlihat pada Gambar 3
Gambar 3. Diagram Temperatur-Konsentrasi-Tekanan
(Diagram Niggli)
Jika pembentukan endapan mineral
dikelompokkan menurut proses pembentukannya, maka salah satu
pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut :
Klasifikasi Lindgren
(Modifikasi)
|
I. Endapan yang terbentuk melalui
proses konsentrasi kimia (Suhu dan Tekanan
Bervariasi)
A. Dalam magma, oleh proses differensiasi
1.
Endapan magmatik (segresi magma,
magmatik cair); T 700-15000C; P
sangat tinggi.
2.
Endapan Pegmatit;
T sedang-sangat tinggi; P sangat tinggi
B. Dalam badan batuan
1. Konsentrasi karena ada
penambahan dari luar (epigenetik)
1.1. Asal bahan
tergantung dari erupsi batuan beku
a. Oleh hembusan langsung bekuan (magma)
- dari efusif; sublimat; fumarol,
T 100-6000C; P atmosfer-sedang
- dari intrusif, igneous
metamorphic deposits; T 500-8000C, P sangat tinggi
b. Oleh penambahan air panas yang terisi bahan magma
- Endapan hipothermal; T 300-5000C,
P sangat tinggi
- Endapan mesothermal; T 200-3000C,
P sangat tinggi
- Endapan epithermal; T 50-2000C,
P sangat tinggi
- Endapan telethermal; T rendah,
P rendah
- Endapan xenothermal; T
tinggi-sedang, P sedang-atmosfer
1.2. Konsentrasi bahan
dalam badan batuan itu sendiri :
a. Konsentrasi oleh metamorfosis dinamik dan regional, T
s/d 4000C; P tinggi.
b. Konsentrasi oleh air tanah dalam; T 0-1000C;
P sedang
c. Konsentrasi oleh
lapukan batuan dan pelapukan residu dekat permukaan;
T 0-1000C;
P sedang-atmosfer
C. Dalam masa air permukaan
1. Oleh interaksi larutan; T 0-700C; P sedang
a. Reaksi anorganik
b. Reaksi organik
2. Oleh penguapan pelarut
II. Endapan-endapan yang
dihasilkan melalui konsentrasi mekanis; T & P sedang.
|
Sedangkan secara umum
keterdapatan endapan bahan galian dengan mineral-mineral bijihnya dapat dilihat
pada Gambar 4.
Gambar
4. Keterdapatan dan letak
mineral-mineral bijih
2. Pengertian Mendala Metalogenik
Istilah Mendala Metalogenik atau Metallogenic Province memiliki pengertian
suatu area yang dicirikan oleh kumpulan endapan mineral yang khas, atau oleh
satu atau lebih jenis-jenis karakteristik mineralisasi. Suatu mendala
metalogenik mungkin memiliki lebih dari satu episode mineralisasi yang disebut
dengan Metallogenic
Epoch.
Beberapa contoh mendala
metalogenik antara lain ; segregasi lokal dari kromium dan nikel di bagian yang
paling dalam dari kerak samudera, dan pengendapan sulfida-sulfida masif dari
tembaga dan besi di tempat-tempat yang panas, metal-bearing brine menuju samudra melalui zona regangan,
endapan-endapan mineral magmatik-hidrotermal berhubungan dengan proses-proses
subduksi. Tumbukan dan subduksi membentuk gunung-gunung yang besar seperti di Andes, yang mana endapan-endapan mineral dibentuk oleh
diferensiasi magma.
Contoh mendala metalogenik yang
terdapat di Indonesia antara lain: mendala metalogenik Malaya (terdiri dari
batuan beku asam dengan mineral berharga kasiterit), manda metalogenik Sunda
(terdiri dari batuan intermediet dengan mineral berharga elektrum (Au, Ag)),
serta mendala metalogenik Sangihe-Talaut (terdiri dari batuan ultrabasa dengan
mineral berharga nikel).
3. Proses
Pembentukan Endapan Mineral Primer
Pembentukan bijih primer secara garis
besar dapat diklasifikasikan menjadi lima
jenis endapan, yaitu :
ñ Fase
Magmatik Cair
ñ Fase Pegmatitil
ñ Fase
Pneumatolitik
ñ Fase
Hidrothermal
ñ Fase Vulkanik
Dari kelima jenis fase endapan di
atas akan menghasilkan sifat-sifat endapan yang berbeda-beda, yaitu yang
berhubungan dengan:
ñ Kristalisasi
magmanya
ñ Jarak endapan mineral
dengan asal magma
Õintra-magmatic, bila endapan
terletak di dalam daerah batuan beku
Õperi-magmatic, bila endapan
terletak di luar (dekat batas) batuan
beku
Õcrypto-magmatic, bila hubungan antara endapan dan batuan beku tidak jelas
Õapo-magmatic, bila letak endapan tidak terlalu jauh terpisah
dari batuan beku
Õtele-magmatic, bila disekitar endapan mineral tidak terlihat
(terdapat) batuan beku
ï Bagaimana cara
pengendapan terjadi
Õterbentuk
karena kristalisasi magma atau di dalam magma
Õterbentuk
pada lubang-lubang yang telah ada
Õmetosomatisme
(replacement) yaitu :reaksi kimia
antara batuan yang telah ada dengan larutan pembawa bijih
ï Bentuk
endapan, masif, stockwork, urat, atau
perlapisan
ï Waktu
terbentuknya endapan
Õsyngenetic,
jika endapan terbentuk bersamaan waktunya dengan pembentukan batuan
Õepigenetic,
jika endapan terbentuk tidak bersamaan waktunya dengan pembentukan batuan
3.1 Fase Magmatik Cair (Liquid Magmatic Phase)
Liquid
magmatic phase adalah suatu fase pembentukan
mineral, dimana mineral terbentuk langsung pada magma (differensiasi magma),
misalnya dengan cara gravitational
settling (Gambar 6). Mineral yang banyak terbentuk dengan cara ini adalah
kromit, titamagnetit, dan petlandit (lihat juga Gambar 4). Fase magmatik cair
ini dapat dibagi atas :
ï Komponen batuan, mineral yang terbentuk akan tersebar
merata diseluruh masa batuan. Contoh intan
dan platina.
ï Segregasi,
mineral yang terbentuk tidak tersebar merata, tetapi hanya kurang
terkonsentrasi di dalam batuan.
ï Injeksi,
mineral yang terbentuk tidak lagi terletak di dalam magma (batuan beku), tetapi
telah terdorong keluar dari magma.
3.2 Fase Pegmatitik (Pegmatitic Phase)
Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil
injeksi magma. Sebagai akibat kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan
disekeliling magma, maka cairan residual yang mobile akan terinjeksi dan
menerobos batuan disekelilingnya sebagai dyke, sill, dan stockwork (Gambar 7).
Kristal dari pegmatit akan berukuran besar, karena tidak
adanya kontras tekanan dan temperatur antara magma dengan batuan
disekelilingnya, sehingga pembekuan berjalan dengan lambat. Mineral-mineral
pegmatit antara lain : logam-logam ringan (Li-silikat, Be-silikat (BeAl-silikat),
Al-rich silikat), logam-logam berat (Sn, Au, W, dan Mo), unsur-unsur jarang
(Niobium, Iodium (Y), Ce, Zr, La, Tantalum, Th, U, Ti), batuan mulia (ruby,
sapphire, beryl, topaz, turmalin rose, rose quartz, smoky quartz, rock
crystal).
Gambar 6. Skematik proses differensiasi magma pada fase
magmatik cair
Keterangan untuk
Gambar 6 :
1.
Vesiculation,
Magma yang mengandung unsur-unsur
volatile seperti air (H2O), karbon dioksida (CO2), sulfur
dioksida (SO2), sulfur (S) dan klorin (Cl). Pada saat magma naik
kepermukaan bumi, unsur-unsur ini membentuk gelombang gas, seperti buih pada
air soda. Gelombang (buih) cenderung naik dan membawa serta unsur-unsur yang
lebih volatile seperti sodium dan potasium.
2.
Diffusion,
Pada proses ini terjadi
pertukaran material dari magma dengan material dari batuan yang mengelilingi
reservoir magma, dengan proses yang sangat lambat. Proses diffusi tidak
seselektif proses-proses mekanisme differensiasi magma yang lain. Walaupun
demikian, proses diffusi dapat menjadi sama efektifnya, jika magma diaduk oleh
suatu pencaran (convection) dan disirkulasi dekat dinding dimana magma dapat
kehilangan beberapa unsurnya dan mendapatkan unsur yang lain dari dinding
reservoar.
3.
Flotation,
Kristal-kristal ringan yang
mengandung sodium dan potasium cenderung untuk memperkaya magma yang terletak
pada bagian atas reservoar dengan unsur-unsur sodium dan potasium.
4.
Gravitational
Settling, Mineral-mineral berat
yang mengandung kalsium, magnesium dan besi, cenderung memperkaya resevoir
magma yang terletak disebelah bawah reservoir dengan unsur-unsur tersebut. Proses ini mungkin menghasilkan kristal badan bijih dalam
bentuk perlapisan. Lapisan paling bawah diperkaya dengan mineral-mineral yang
lebih berat seperti mineral-mineral silikat dan lapisan diatasnya diperkaya
dengan mineral-mineral silikat yang lebih ringan.
5.
Assimilation
of Wall Rock, Selama emplacement
magma, batu yang jatuh dari dinding reservoir akan bergabung dengan magma.
Batuan ini bereaksi dengan magma atau secara sempurna terlarut dalam magma,
sehingga merubah komposisi magma. Jika batuan dinding kaya akan sodium,
potasium dan silikon, magma akan berubah menjadu komposisi granitik. Jika
batuan dinding kaya akan kalsium, magnesium dan besi, magma akan berubah
menjadi berkomposisi gabroik.
6.
Thick
Horizontal Sill, Secara umum bentuk ini
memperlihatkan proses differensiasi magmatik asli yang membeku karena kontak
dengan dinding reservoirl Jika bagian sebelah dalam memebeku, terjadi Crystal Settling dan menghasilkan lapisan, dimana
mineral silikat yang lebih berat terletak pada lapisan dasar dan mineral
silikat yang lebih ringan.
3.3 Fase Pneumatolitik (Pneumatolitik Phase)
Pneumatolitik
adalah proses reaksi kimia dari gas dan cairan dari magma dalam lingkungan yang
dekat dengan magma. Dari sudut geologi, ini disebut kontak-metamorfisme, karena
adanya gejala kontak antara batuan yang lebih tua dengan magma yang lebih muda.
Mineral kontak ini dapat terjadi bila uap panas dengan
temperatur tinggi dari magma kontak dengan batuan dinding yang reaktif.
Mineral-mineral kontak yang terbentuk antara lain : wolastonit (CaSiO3),
amphibol, kuarsa, epidot, garnet, vesuvianit, tremolit, topaz, aktinolit,
turmalin, diopsit, dan skarn.
Gejala kontak metamorfisme tampak dengan adanya perubahan
pada tepi batuan beku intrusi dan terutama pada batuan yang diintrusi, yaitu: baking (pemanggangan) dan hardening (pengerasan).
Igneous
metamorfism ialah segala jenis pengubahan
(alterasi) yang berhubungan dengan penerobosan batuan beku. Batuan yang
diterobos oleh masa batuan pada umumnya akan ter-rekristalisasi, terubah (altered), dan tergantikan (replaced). Perubahan ini disebabkan oleh
panas dan fluida-fluida yang memencar atau diaktifkan oleh terobosan tadi. Oleh
karena itu endapan ini tergolong pada metamorfisme kontak. Proses pneomatolitis
ini lebih menekankan peranan temperatur dari aktivitas uap air. Pirometamorfisme menekankan hanya pada
pengaruh temperatur sedangkan pirometasomatisme
pada reaksi penggantian (replacement),
dan metamorfisme kontak pada sekitar kontak. Letak terjadinya proses umumnya di
kedalaman bumi, pada lingkungan tekanan dan temperatur tinggi.
Gambar
8. Contoh endapan Igneous
Metamorfism berupa endapan iron rich fluids di Granite Mount, Utah (Dari Park,
1975 p 285).
Mineral
bijih pada endapan kontak metasomatisme umumnya sulfida sederhana dan oksida
misalnya spalerit, galena, kalkopirit, bornit, dan beberapa molibdenit (Tabel
4). Sedikit endapan jenis ini yang betul-betul tanpa adanya besi, pada umumnya
akan banyak sekali berisi pirit atau bahkan magnetit dan hematit. Scheelit juga
terdapat dalam endapan jenis ini (Singkep-Indonesia).
Tabel
4. Contoh beberapa jenis endapan
metasomatisme kontak (Dari berbagai sumber).
Endapan
|
Mineral Logam Utama
|
Lokasi
|
Besi
|
magnetit,
hematit
|
Cornwall, Pennsylvenia USA ; Banat Hongaria
|
Tembaga
|
kalkopirit, bornit, pirit, pirrotit, spalerit,
molibdenit, oksida besi
|
Beberapa endapan di Morenci dan Bisbee, Arizona USA ;
Suan, Korea
|
Zn
|
spalerit + magnetit, sulfida Fe + Pb
|
Hannover,
N-Mexico, USA; Kamioka, Jepang
|
Pb
|
galena + magnetit, sulfida Fe, Cu dan Zn
|
Magdalena,
N-Mexico, USA
|
Sn
|
kasiterit, wollframit, magnetit, scheelit, pirrotit
|
Pikaranta, Finlandia; Saxony, Jerman; Malaysia; Singkep
(Indonesia)
|
Wolfram
|
scheelit
dengan molibdenit dan beberapa sulfida
|
Mill City, Nevada,
USA; King Island, Australia
|
Lainnya
|
grafit, emas. molibdenit,
mangan, garnet, corundum
|
3.4 Fase Hidrothermal (Hydrothermal Phase)
Hidrothermal
adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai hasil
differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif
ringan, dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan.
Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal dua macam endapan hidrothermal,
yaitu :
ï cavity filing,
mengisi lubang-lubang (opening-opening) yang sudah ada di dalam batuan.
ï metasomatisme,
mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan unsur-unsur baru dari
larutan hidrothermal.
Berdasarkan
cara pembentukan endapan, dikenal beberapa jenis endapan hidrothermal, antara
lain Ephithermal (T 00C-2000C),
Mesothermal (T 1500C-3500C), dan Hipothermal (T 3000C-5000C)
Setiap
tipe endapan hidrothermal diatas selalu membawa mineral-mineral yang tertentu
(spesifik), berikut altersi yang
ditimbulkan barbagai macam batuan dinding. Tetapi minera-mineral seperti
pirit (FeS2), kuarsa (SiO2), kalkopirit (CuFeS2), florida-florida hampir selalu terdapat
dalam ke tiga tipe endapan hidrothermal. Sedangkan alterasi yang ditimbulkan
untuk setiap tipe endapan pada berbagai batuan dinding dapat dilihat pada Tabel
5.
Tabel 5. Alterasi-alterasi
yang terjadi pada fase hidrothermal
Keadaan
|
Batuan dinding
|
Hasil alterasi
|
Epithermal
|
batuan gamping
lava
batuan beku intrusi
|
silisifikasi
alunit, clorit, pirit, beberapa sericit,
mineral-mineral lempung
klorit, epidot, kalsit, kwarsa, serisit,
mineral-mineral lempung
|
Mesothermal
|
batuan
gamping
serpih,
lava
batuan
beku asam
batuan
beku basa
|
silisifikasi
selisifikasi,
mineral-mineral lempung
sebagian
besar serisit, kwarsa, beberapa mineral lempung
serpentin,
epidot dan klorit
|
Hypothermal
|
batuan
granit, sekis lava
|
greissen, topaz, mika putih, tourmalin, piroksen,
amphibole.
|
Paragenesis endapan hipothermal dan mineral gangue adalah
: emas (Au), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3),
kalkopirit (CuFeS2), arsenopirit (FeAsS), pirrotit (FeS), galena
(PbS), pentlandit (NiS), wolframit : Fe (Mn)WO4, Scheelit (CaWO4),
kasiterit (SnO2), Mo-sulfida (MoS2), Ni-Co sulfida,
nikkelit (NiAs), spalerit (ZnS), dengan mineral-mineral gangue antara lain :
topaz, feldspar-feldspar, kuarsa, tourmalin, silikat-silikat, karbonat-karbonat
Sedangkan
paragenesis endapan mesothermal dan mineral gangue adalah : stanite (Sn, Cu)
sulfida, sulfida-sulfida : spalerit, enargit (Cu3AsS4),
Cu sulfida, Sb sulfida, stibnit (Sb2S3), tetrahedrit
(Cu,Fe)12Sb4S13, bornit (Cu2S),
galena (PbS), dan kalkopirit (CuFeS2), dengan mineral-mineral
ganguenya : kabonat-karbonat, kuarsa, dan pirit.
Paragenesis
endapan ephitermal dan mineral ganguenya adalah : native cooper (Cu), argentit
(AgS), golongan Ag-Pb kompleks sulfida, markasit (FeS2), pirit (FeS2),
cinabar (HgS), realgar (AsS), antimonit (Sb2S3), stannit
(CuFeSn), dengan mineral-mineral ganguenya : kalsedon (SiO2), Mg
karbonat-karbonat, rhodokrosit (MnCO3), barit (BaSO4),
zeolit (Al-silikat)
Gambar
9. Endapan bijih perak berupa
endapan hidrothermal tipe epithermal dengan pengkayaan bijih di sepanjang
rekahan-rekahan dan urat-urat di Pachuca Meksiko (Dari Park, 1975 p 349).
3.5 Fase Vulkanik (Vulkanik Phase)
Endapan
phase vulkanik merupakan produk akhir dari proses pembentukkan bijih secara
primer. Sebagai hasil kegiatan phase vulkanis adalah :
ï lava
flow
ï ekshalasi
ï mata
air panas
Ekshalasi
dibagi menjadi : fumarol (terutama
terdiri dari uap air H2O), solfatar (berbentuk gas SO2),
mofette (berbentuk gas CO2),
saffroni (berbentuk baron).
Bentuk
(komposisi kimia) dari mata air panas adalah air klorida, air sulfat, air
karbonat, air silikat, air nitrat, dan air fosfat.
Jika
dilihat dari segi ekonomisnya, maka endapan ekonomis dari phase vulkanik adalah
: belerang (kristal belerang dan lumpur belerang), oksida besi (misalnya
hematit, Fe2O3)
Sulfida masif volkanogenik
berhubungan dengan vulkanisme bawah laut (Gambar 10 dan Tabel 6), sebagai
contoh endapan tembaga-timbal-seng Kuroko di Jepang, dan sebagian besar endapan
logam dasar di Kanada.
Tabel 6. Model geologi sulfida masif volkanogenik tipe Kuroko
(Cox DP, 1983)
Geologi
Regional
|
|
Tipe
batuan
|
Vulkanik laut felsik-intermediet, berasosiasi dengan sedimen
|
Tekstur
|
Aliran,
tuffs, piroklas, breksia, dan tekstur-tekstur vulkanik lain
|
Umur
|
Archean
– Cenozoic
|
Tektonik
|
patahan dan rekahan-rekahan lokal
|
Tipe
endapan
assosiasi
|
urat-urat kuarsa dengan emas; perlapisan barit
|
Konsentrasi
Logam
|
Barium,
emas
|
Deskripsi
endapan
|
|
Mineral-mineral
logam
|
Zona
bawah (pirit, sfalerit, kalkopirit, pirotit, galena, barit); zona luar
(pirit, kalkopirit, emas, perak)
|
Tekstur/struktur
|
Sebagian
besar (60%) merupakan sulfida; kadang-kadang ditemukan perlapisan zona
disseminated atau stockwork sulfida.
|
Alterasi
|
Yang menyelubungi
zona endapan a.l. zeolit, montmorilonit, kadang-kadang silika, klorit, dan
serisit
|
Kontrol
bijih
|
Pada
bagian felsik didominasi batuan-batuan vulkanik/sedimen vulkanik; pada bagian
pusat batuan vulkanik; kadang-kadang breksiasi dan dome felsik
|
Pelapukan
|
Gossan
(kuning, nerah, dan coklat)
|
Contoh
|
Kidd
Creek, Kanada; Hanaoka, Jepang; Macuchi, Equador
|
4. Proses Pembentukan Endapan
Sedimenter
Mineral bijih sedimenter adalah mineral bijih yang ada
kaitannya dengan batuan sedimen, dibentuk oleh pengaruh air, kehidupan, udara
selama sedimentasi, atau pelapukan maupun dibentuk oleh proses hidrotermal.
Mineral bijih sedimenter umumnya mengikuti lapisan (stratiform) atau berbatasan dengan litologi tertentu (stratabound).
Endapan sedimenter yang cukup terkenal karena proses
mekanik seperti endapan timah letakan di daerah Bangka-Belitung dan endapan
emas placer di Kalimantan Tengah maupun Kalimantan Barat. Endapan sedimenter
karena pelapukan kimiawi seperti endapan bauksit di Pulau Bintan dan laterit nikel
di Pomalaa/Soroako Sulawesi Tengah/ Selatan.
Y. B. Chaussier (1979), membagi
pembentukan mineral sedimenter berdasarkan sumber metal dan berdasarkan host rock-nya. Berdasarkan sumber metal
dibagi dua yaitu endapan supergen endapan yang metalnya berasal dari hasil
rombakan batuan atau bijih primer), serta endapan hipogen (endapan yang
metalnya berasal dari aktivitas magma/epithermal). Sedangkan berdasarkan host-rock (dengan pengendapan batuan
sedimen) dibagi dua, yaitu endapan singenetik (endapan yang terbentuk bersamaan
dengan terbentuknya batuan) serta endapan epigenetik (endapan mineral terbentuk
setelah batuan ada).
Terjadinya endapan atau cebakan
mineral sekunder dipengaruhi empat faktor yaitu : sumber dari mineral, metal
atau metaloid, supergene atau hypogene (primer atau sekunder), erosi dari
daerah mineralisasi yang kemudian diendapkan dalam cekungan (supergene), dari biokimia akibat bakteri,
organisme seperti endapan diatomae, batubara, dan minyak bumi, serta dari magma
dalam kerak bumi atau vulkanisme (hypogene).
4.1 Mineral
Bijih Dibentuk oleh Hasil Rombakan dan Proses Kimia Sebagai Hasil Pelapukan
Permukaan dan Transportasi
Secara
normal material bumi tidak dapat mempertahankan keberadaanya dan akan mengalami
transportasi geokimia yaitu terdistribusi kembali dan bercampur dengan material
lain. Proses
dimana unsur-unsur berpindah menuju lokasi dan lingkungan geokimia yang baru
dinamakan dispersi geokimia. Berbeda dengan dispersi mekanis, dispersi kimia
mencoba mengenal secara kimia penyebab suatu dispersi. Dalam hal ini adanya dispersi geokimia primer dan
dispersi geokimia sekunder. Dispersi
geokimia primer adalah dispersi kimia yang terjadi di dalam kerak bumi,
meliputi proses penempatan unsur-unsur selama pembentukan endapan bijih, tanpa memperhatikan
bagaimana tubuh bijih terbentuk. Dispersi geokimia sekunder adalah dispersi
kimia yang terjadi di permukaan bumi, meliputi pendistribusian kembali
pola-pola dispersi primer oleh proses yang biasanya terjadi di permukaan,
antara lain proses pelapukan, transportasi, dan pengendapan.
Bahan terangkut pada proses
sedimentasi dapat berupa partikel atau ion dan akhirnya diendapkan pada suatu
tempat. Mobilitas unsur sangat mempengaruhi dispersi. Unsur dengan mobilitas
yang rendah cenderung berada dekat dengan tubuh bijihnya, sedangkan unsur-unsur
dengan mobilitas tinggi cenderung relatif jauh dari tubuh bijihnya. Selain itu
juga tergantung dari sifat kimianya Eh dan Ph suatu lingkungan seperti Cu dalam
kondisi asam akan mempunyai mobilitas tinggi sedangkan dalam kondisi basa akan
mempunyai mobilitas rendah (Lihat Tabel 7 dan Gambar 11).
Tabel 7. Beberapa mobilitas unsur pada berbagai lingkungan
Mobilitas
Relatif
|
Kondisi
Lingkungan
|
|||
Oksidasi
|
Asam
|
Netral-basa
|
Reduksi
|
|
Sangat
tinggi
|
Cl,I,
Br, S, B
|
Cl,I,
Br, S, B
|
Cl,I,
Br, S, B,
Mn,
V, U, Se, Re
|
Cl,
I, Br
|
Tinggi
|
Mn,
V, U, Se, Re, Ca, Na, Mg, F, Sr, Ra, Zn
|
Mn,
V, U, Se, Re, Ca, Na, Mg, F, Sr, Ra, Zn, Cu, Co, Ni, Hg, Au
|
Ca, Na, Mg, F, Sr, Ra
|
Ca, Na, Mg, F, Sr, Ra
|
Sedang
|
Cu,
Co, Ni, Hg, Ag, Au, As, Cd
|
As,
Cd,
|
As,
Cd
|
|
Rendah
|
Si, P, K,
Pb, Li, Rb, Ba
Be,
Bi, Sb, Ge, Cs, Tl
|
Si, P, K,
Pb, Li, Rb, Ba
Be,
Bi, Sb, Ge, Cs, Tl
Fe,
Mn
|
Si, P, K,
Pb, Li, Rb, Ba
Be,
Bi, Sb, Ge, Cs, Tl
Fe,
Mn
|
Si,
P, K
Fe,
Mn
|
Sangat
rendah sampai immobil
|
Fe, Mn,
Al, Ti, Sn, Te
W,
Nb, Ta, Pt,
Cr,
Zr, Th,
Rare
earth
|
Al, Ti, Sn, Te
W, Nb, Ta, Pt,
Cr, Zr, Th,
Rare
earth
|
Al, Ti, Sn, Te
W, Nb, Ta, Pt,
Cr, Zr, Th,
Rare
earth
Zn
Co,
Cu, Ni, Hg, Ag, Au
|
Al, Ti, Sn, Te
W, Nb, Ta, Pt,
Cr, Zr, Th,
Rare
earth
S,
B
Mn,
V, U, Se, Re
Zn
Co,
Cu, Ni, Hg, Ag, Au
As,
Cd,
Pb,
Li, Rb,
Ba,
Be, Bi,
Sb,
Ge, Tl
|
Gambar 11. Diagram
Fence yang memperlihatkan hubungan Eh-pH mineral-mineral non-klastis (Krumbin
dan Garrels, 1952).
Sebagai
contoh dapat diberikan pada proses pengkayaan sekunder pada endapan lateritik.
Dari pelapukan dihasilkan reaksi oksidasi dengan sumber oksigen dari udara atau
air permukaan. Oksidasi berjalan ke arah bawah sampai batas air tanah. Akibat
proses oksidasi ini, beberapa mineral tertentu akan larut dan terbawa meresap
ke bawah permukaan tanah, kemudian terendapkan (pada zona reduksi), lihat
Gambar 12. Bagian permukaan yang tidak larut, akan jadi berongga, berwarna
kuning kemerahan, dan sering disebut dengan gossan. Contoh endapan ini adalah endapan
nikel laterit.
4.2 Cebakan
Mineral Dibentuk oleh Pelapukan Mekanik
Mineral disini terbentuk oleh konsentrasi mekanik dari
mineral bijih dan pemecahan dari residu. Proses pemilahan yang mana menyangkut
pengendapan tergantung oleh besar butir dan berat jenis disebut sebagai endapan
plaser. Mineral plaser terpenting adalah Pt, Au, kasiterit, magnetit, monasit,
ilmenit, zirkon, intan, garnet, tantalum, rutil, dsb.
Berdasarkan tempat dimana diendapkan,
plaser atau mineral letakan dapat dibagi menjadi :
ï
Endapan plaser eluvium, diketemukan dekat atau sekitar
sumber mineral bijih primer. Mereka terbentuk dari hanya sedikit perjalanan
residu (goresan), material mengalami pelapukan setelah pencucian. Sebagai contoh endapan platina di Urals.
ï
Plaser aluvium, ini merupakan endapan plaser terpenting.
Terbentuk di sungai bergerak kontinu oleh air, pemisahan tempat karena berat
jenis, mineral bijih yang berat akan bergerak ke bawah sungai. Intensitas
pengayaan akan didapat kalau kecepatan aliran menurun, seperti di sebelah dalam
meander, di kuala sungai dsb. Endapan
yang terletak di bawah permukaan air termasuk ke dalam endapan
alluvial, yaitu endapan sekunder yang terkumpul dalam jumlah dan kadar
yang tinggi melalui suatu proses konsentrasi alam yang letaknya sudah
jauh dari batuan induknya, dan sudah sempat diangkut oleh sungai dan
ombak laut. Contoh endapan tipe ini adalah Sn di Bangka
dan Belitung. Au-plaser di California.
ï
Plaser laut/pantai, endapan ini terbentuk oleh karen aktivitas
gelombang memukul pantai dan mengabrasi dan mencuci pasir pantai. Mineral yang
umum di sini adalah ilmenit, magnetit, monasit, rutil, zirkon, dan intan,
tergantung dari batuan terabrasi.
ï Fossil plaser, merupakan endapan primer purba yang telah
mengalami pembatuan dan kadang-kadang termetamorfkan. Sebagai contoh endapan
ini adalah Proterozoikum Witwatersand, Afrika Selatan, merupakan daerah emas
terbesar di dunia, produksinya lebih 1/3 dunia. Emas dan uranium terjadi dalam
beberapa lapisan konglomerat. Mineralisasi menyebar sepanjang 250 km. Tambang terdalam di dunia sampai 3000
meter, ini dimungkinkan karena gradien geotermis disana sekitar 10 per
130 meter.
Gambar 13. Sketsa mekanisme endapan bijih sedimenter
4.3 Cebakan
Mineral Dibentuk oleh Proses Pengendapan Kimia
4.3.1. Lingkungan Darat
Batuan klastik yang terbentuk pada iklim kering dicirikan
oleh warna merah akibat oksidasi Fe dan umumnya dalam literatur disebut “ red
beds”. Kalau konsentrasi elemen logam dekat permukaan tanah atau di bawah tanah
tempat pengendapan tinggi memungkinkan terjadi konsentrasi larutan logam dan
mengalami pencucian (leaching/pelindian) meresap bersama air tanah yang
kemudian mengisi antar butir sedimen klastik. Koloid bijih akan alih tempat
oleh penukaran kation antara Fe dan mineral lempung atau akibat penyerapan oleh
mineral lempung itu sendiri.
4.3.2
Lingkungan Laut
Kejadian cebakan mieral di lingkungan laut sangat berbeda
dengan lingkungan darat yang umumnya mempunyai mempunyai pasokan air dengan
kadar elemen yang tinggi dibandingkan kandungan di laut. Kadar air laut
mempunai elemen yang rendah. Sebagai contoh kadar air laut untuk Fe 2 x 10-7
% yag membentuk konsentrasi mineral logam yang berharga hal ini dapat terjadi
kalau mempunyai keadaan yang khusus (terutama Fe dan Mn) seperti :
ï
Adanya salah satu sumber logam yang berasal dari pelapkan batuan di daratan atau dari sistem hidrotermal bawah
permukaan laut.
ï Transport dalam larutan, mungkin
sebagai koloid. Besi adalah logam yang dominan dan terbawa sebagai Fe(OH) soil
partikel.
ï Endapan di dalam cebakan sedimenter,
sebagai Fe(OH)3, FeCO3 atau Fe-silikat tergantung
perbedaanpotensial reduksi (Eh).
Bijih dalam lingkungan laut ini dapat
berupa oolit, yang dibentuk oleh larutan koloid membungkus material lain seperti
pasir atau pecahan fosil. Bentuk kulit yang simetris disebabkan perubahan
komposisi (Fe, Al, SiO2). Dengan pertumbuhan yang terus menerus,
oolit tersebut akan stabil di dasar laut dimana tertanam dalam material
lempungan karbonatan yang mengandung beberapa besi yang bagus. Di dasar laut
mungkin oolit tersebut reworked. Dengan hasil keadaan tersebut bijih besi dan
mangan sebagai contoh ferromanganese nodules yang sekarang ini menutupi daerah
luas lautan.
5. Contoh
Beberapa Endapan Mineral Yang Penting
5.1 Endapan mineral yang berhubungan dengan proses-proses magmatik
Tergantung pada kedalaman dan
temperatur pengendapan, mineral-mineral dan asosiasi elemen yang berbeda sangat
besar , sebagai contoh oksida-oksida timah dan tungsten di kedalaman zona-zona
bertemperatur tinggi; sulfida-sulfida tembaga, molibdenum, timbal, dan seng
dalam zona intermediet; sulfida-sulfida atau sulfosalt perak dan emas natif di
dekat permukaan pada zona temperatur rendah. Mineral-mineral dapat mengalami disseminated dengan baik antara
silikat-silikat, atau terkonsentrasi dalam rekahan yang baik dalam batuan beku, sebagai contoh endapan
tembaga porfiri Bingham di Utah (Gambar 14 dan Tabel 8).
Gambar
14. Model Geologi Jenis Endapan
Tembaga Porfiri di Amerika Selatan (After Sillitoe,1973)
Tabel 8. Model Geologi Endapan Tembaga Porfiri Kaya
Molibdenum (Cox DP, 1983)
Geologi
Regional
|
|
Tipe
batuan
|
Monzonit - tonalit kuarsa yang
menerobos batuan beku, vulkanik, atau sedimen
|
Tekstur
|
Terobosan yang berasosiasi
dengan bijih-bijih porfiri (masa dasar mempunyai ukuran butir halus s/d
sedang)
|
Umur
|
Umumnya
mesozoik s/d tersier
|
Tektonik
|
Sesar
|
Tipe
endapan
assosiasi
|
Skarn yang mengandung Cu, Zn,
atau Au; urat-urat logam dasar sulfosalts dan emas; emas placer
|
Konsentrasi
Logam
|
Cu, Mo, Pb, Zn, Tn, Au, Ag
|
Deskripsi
endapan
|
|
Mineral-mineral
logam
|
Kalkopirit, pirit, molibdenit;
endapan replacement dengan kalkopirit, sfalerit, galena, dan kadang-kadang
emas; zona terluar kadang-kadang dengan emas dan sulfida-sulfida perak,
tembaga, dan antimoni.
|
Tekstur/struktur
|
Veinlets,
disseminations, penggantian pada batuan samping masif.
|
Alterasi
|
Batas zona alterasi (alteration
rings) berupa lempung, mika, feldspar, dan mineral-mineral lain yang
berjarang beberapa kilometer dari endapan.
|
Petunjuk
geokimia
|
Zona pusat (Cu, Mo, W), zona
terluar (Pb, Zn, Au, Ag, As, At, Te, Mn, Rb).
|
Contoh
|
El
Savador, Chile;
Silver Bell, Arizona
(USA); Highland Valley,
Bristish Columbia (Canada).
|
Batugamping di dekat intrusi
bereaksi dengan larutan hidrotermal dan sebagian digantikan oleh
mineral-mineral tungsten, tembaga, timbal dan seng (dalam kontak metasomatik
atau endapan skarn). Jika larutan bergerak melalui rekahan yang terbuka dan
logam-logam mengendap di dalamnya (urat emas-kuarsa-alunit epithermal),
sehingga terbentuk cebakan tembaga, timbal, seng, perak, dan emas (Gambar 15
dan Tabel 9).
Gambar 15. Model Geologi Endapan
Urat Logam Mulia (After Buchanan,1981)
Tabel 9. Model Geologi Urat Emas-Kwarsa-Alunit
Epitermal (Cox DP, 1983)
Geologi
Regional
|
|
Tipe
batuan
|
Dasit
vulkanik, kuarsa latit, riodasit, riolit
|
Tekstur
|
Porfiritik
|
Umur
|
Umumnya tersier
|
Tektonik
|
Sistem fractute ekstensif
|
Tipe
endapan
assosiasi
|
Tembaga porfiri, sumber air
panas asam sulfat, lempung hidrothermal
|
Konsentrasi
Logam
|
Cu, Ar, An, At
|
Deskripsi
endapan
|
|
Mineral-mineral
logam
|
Emas native, enargit, pirit,
sulfosalt pembawa perak, asosiasi dengan kalkopirit, bornit, tellurida,
galena, sfalerit, hubnerit
|
Tekstur/struktur
|
Urat-urat,
breccia pipe, pods, dikes
|
Alterasi
|
Kuarsa,
alunit, pirofilit; kadang-kadang terdapat alunit, kaolinit, montmorilonit di
sekitar kuarsa
|
Kontrol
bijih
|
Fracture, aktivitas intrusi
|
Pelapukan
|
Limonit kuning, jarosit,
goethit, algirisasi dengan kaolinit, hematit
|
Contoh
|
Goldfiled,
Nevada (USA); Guanajuoto, Meksiko; El Indio, Chile
|
Larutan hidrotermal yang membawa
logam dapat juga bermigrasi secara lateral menuju batuan yang permeabel atau
reaktif secara kimia membentuk endapan blanket-
shaped sulfida, atau bahkan mencapai
permukaan dan mengendapkan emas, perak, dan air raksa dalam pusat mata air
panas silikaan atau karbonatan, seperti kadar emas tinggi yang terdapat dalam
beberapa lapangan geotermal aktif di New Zealand. Jika larutan volkanik yang
membawa logam memasuki lingkungan laut, maka akan terbentuk kumpulan
sedimen-volkanik dari tembaga- timbal-seng.
5.2 Endapan mineral yang berhubungan dengan
proses sedimentasi
Erosi benua dan pengisian
cekungan sedimen di samudera memerlukan siklus geologi dan kimia yang dapat
berhubungan dengan formasi dari jenis endapan mineral selama pelapukan,
perombakan menjadi unsur-unsur pokok berupa fragmental (sebagai contoh kwarsa
atau kadang-kadang emas atau mineral-mineral berat), dan menjadi elemen-elemen
yang larut secara kimiawi (sebagai contoh adalah kalsium, sodium, atau
elemen-elemen metalik pembentuk bijih yang potensial seperti besi, tembaga,
timbal, dan seng). Unsur-unsur pokok fragmental tertransportasi oleh air
permukaan diendapkan sebagai batuan.
Klastik-klastik sedimen di benua
dan di lingkungan tepi laut cenderung berbutir kasar dan bisa mengisi
pengkayaan lokal mineral-mineral berharga yang telah tertransportasi dengan
fraksi klastik, sebagai contoh konsentrasi emas placer pada endapan
Witwatersrand di Afrika Selatan dan timah
placer di Asia bagian selatan.
Seringkali formasi endapan
sulfida stratiform tidak tampak
berhubungan dengan proses magmatisme atau vulkanisme, tetapi agak berhubungan
dengan sirkulasi larutan hidrotermal dari sumber-sumber yang lain, sebagai
contoh penirisan dari cekungan sedimen yang dalam. Endapan-endapan yang
dihasilkan sangat mirip dengan beberapa asal-usul volkanogenik karena mekanisme
traping yang sama (Gambar 16 dan
Tabel 10).
Hanya mineral-mineral sulfida
yang dapat mengalami presipitasi pada sediment-water
interface atau dalam batuan yang
tidak terkonsolidasi, waktu dari formasi bijih berhubungan terhadap waktu
pengendapan sedimen, terhadap waktu kompaksi dan konsolidasinya, atau terhadap
waktu-waktu berikutnya saat sedimen-sedimen mengalami indurasi penuh dan dapat termineralisasi oleh larutan yang bergerak
melalui batuan yang porous atau struktur-struktur geologi. Untuk proses ini,
contoh yang bagus adalah endapan timbal-seng di Mississippi Valley.
Geologi
Regional
|
|
Tipe
batuan
|
Batuan-batuan sedimen eusinitik
(batuan serpih hitam, batuan lanau, rijang, batugamping mikritik)
|
Tekstur
|
Perlapisan sedimen; breksi
slump
|
Umur
|
Protezoik tengah
|
Lingkungan
penegndapan
|
Cekungan laut epikratonik
|
Tipe
endapan
assosiasi
|
Endapan barit stratiform
|
Konsentrasi
Logam
|
Maksimum 500 ppm timbal pada
serpih hitam, 1300 ppm seng, 750 ppm tembaga, 1300 ppm barium
|
Deskripsi
endapan
|
|
Mineral-mineral
logam
|
Pirit, pirotit, sfalerit,
galena, barit, kalkopirit, dan beberapa mineral lain dalam jumlah yang
sedikit
|
Tekstur/struktur
|
Umumnya kristalin, disseminated
|
Alterasi
|
Silifikasi,
tourmalinisasi, karbonat, albilitisasi, kloritisasi, dolominitisasi
|
Kontrol
Geokimia
|
Secara
lateral Cu-Pb-Zn-Ba; secara vertikal Cu-Zn-Pb-Ba.
|
Pelapukan
|
Gossan (karbonat, sulfat,
silikat (Pb, Zn, dan Cu)
|
Contoh
|
Sullivan, Kanada
|
Tabel 10. Model Geologi Endapan Sediment-Hosted, Submarine Exhalative Lead-Zinc (Cox DP, 1983)
Proses-proses sedimentasi juga
membentuk akumulasi fosil-fosil bahan bakar, batu bara, minyak dan gas alam.
Untuk membentuk batu bara, gambut terkompaksi dan mengalami pemanasan akibat
penurunan dan proses burial. Demikian
juga, minyak dan gas terbentuk oleh maturasi unsur-unsur organik dalam batuan
sedimen oleh peningkatan temperatur dan tekanan. Minyak dan gas dapat
bermigrasi melalui batuan yang porous membentuk reservoir yang besar dalam
struktur yang baik, atau tetap di dalam
batuan sumber membentuk oil shale.
5.3 Endapan Mineral Yang Berhubungan
Dengan Proses Metamorfisme
Metamorfisme yaitu proses
rekristalisasi dan peleburan akhir dari batuan beku atau batuan sedimen, yang
disebabkan oleh intrusi dari magma baru atau oleh proses burial yang dalam . Endapan hidrotermal kontak metasomatik
terbentuk di sekitar magma yang mengalami intrusi, seperti yang digambarkan di
atas. Metamorfisme burial yang dalam
dapat menimbulkan overprinting
terhadap akumulasi mineral yang ada sebelumnya, sebagai contoh yang besar
adalah endapan sediment-hosted lead-zinc di Broken Hill, Australia.
Metamorfisme burial juga membebaskan
sebagian besar larutan hidrotermal yang melarutkan logam-logam dari country rock, diendapkan saat larutan
bertemu dengan suatu lingkungan dengan kondisi temperatur, tekanan, dan kimia yang
tepat untuk formasi bijih. Formasi endapan emas di beberapa jalur metamorfik Precambrian berhubungan terhadap
transportasi emas oleh metamorfic water
menuju urat kwarsa yang mengandung emas. Kecuali jenis endapan tersebut,
metamorfisme regional tidak terlalu banyak membentuk formasi dari endapan bijih
metalik.
bro ada literaturnya ga?
BalasHapusmaaf buat literaturnya saya belum bisa cantuman
BalasHapus