Petrologi adalah bidang geologi yang berfokus pada studi mengenai batuan dan kondisi pembentukannya. Ada empat cabang petrologi, berkaitandengan tiga tipe batuan: beku, piroklastik, metamorf, dan sedimen. Kata petrologiitu sendiri berasal dari kata Bahasa Yunani petra, yang berarti "batu".
• Petrologi batuan beku berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan beku (batuan seperti granit atau basalt yang telah mengkristal dari batulebur atau magma). Batuan beku mencakup batuan volkanik dan plutonik.
• Batuan piroklastik adalah batuan yang terbentuk dari letusan gunung api(berasal dari pendinginan dan pembekuan magma) namun seringkali bersifat klastik.
• Petrologi batuan sedimen berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuansedimen (batuan seperti batu pasir atau batu gamping yang mengandung partikel-partikel sedimen terikat dengan matrik atau material lebih halus).
• Petrologi batuan metamorf berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan metamorf (batuan seperti batu sabak atau batu marmer yang bermula dari batuan sedimen atau beku tetapi telah melalui perubahankimia, mineralogi atau tekstur dikarenakan kondisi ekstrim dari tekanan,suhu, atau keduanya).Petrologi memanfaatkan bidang klasik mineralogi, petrografi mikroskopis, dananalisa kimia untuk menggambarkan komposisi dan tekstur batuan.
Ahli petrologimodern juga menyertakan prinsip geokimia dan geofisika dalam penelitankecenderungan dan siklus geokimia dan penggunaan data termodinamika daneksperimen untuk lebih mengerti asal batuan.
Petrologi eksperimental menggunakan perlengkapan tekanan tinggi, suhu tinggi untuk menyelidiki geokimia dan hubungan fasa dari material alami dan sintetis pada tekanan dansuhu yang ditinggikan. Percobaan tersebut khususnya berguna utuk menyelidiki batuan pada kerak bagian atas dan mantel bagian atas yang jarang bertahan dalam perjalanan kepermukaan pada kondisi asli.
- Petrologi Batuan Sedimen
I. Pengertian
Batuan Sedimen adalah batuan yang paling banyak tersingkap di permukaan bumi, kurang lebih 75 % dari luas permukaan bumi, sedangkan batuan beku dan metamorf hanya tersingkapsekitar 25 % dari luas permukaan bumi. Oleh karena itu, batuan sediment mempunyai arti yang sangat penting, karena sebagian besar aktivitas manusia terdapat di permukaan bumi. Fosil dapat pula dijumpai pada batua sediment dan mempunyaiarti penting dalam menentukan umur batuan dan lingkungan pengendapan.
Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses diagnesis dari material batuan lain yang sudah mengalami sedimentasi. Sedimentasi ini meliputi proses pelapukan, erosi, transportasi, dan deposisi. Proses pelapukan yang terjadi dapat berupa pelapukan fisik maupun kimia. Proses erosidan transportasi dilakukan oleh media air dan angin. Proses deposisi dapat terjadi jika energi transport sudah tidak mampu mengangkut partikel tersebut.
II.A. Proses Pembentukkan Batuan Sedimen
Batuan sedimen terbentuk dari batuan-batuan yang telah ada sebelumnya oleh kekuatan-kekuatan yaitu pelapukan, gaya-gaya air, pengikisan-pengikisan angina angina serta proses litifikasi, diagnesis, dan transportasi, maka batuan ini terendapkan di tempat-tempat yang relatif lebih rendah letaknya, misalnya: di laut, samudera, ataupun danau-danau. Mula-mula sediment merupakan batuan-batuan lunak,akan tetapi karean proses diagnosi sehingga batuan-batuan lunak tadi akan menjadi keras.
Proses diagnesis adalah proses yang menyebabkan perubahan pada sediment selama terpendamkan dan terlitifikasikan, sedangkan litifikasi adalah proses perubahan material sediment menjadi batuan sediment yang kompak. Proses diagnesis ini dapat merupakan kompaksi yaitu pemadatan karena tekanan lapisan di atas atau proses sedimentasi yaitu perekatan bahan-bahan lepas tadi menjadi batuan keras oleh larutan-larutan kimia misalnya larutan kapur atau silisium. Sebagian batuan sedimen terbentuk di dalam samudera. Bebrapa zat ini mengendap secara langsung oleh reaksi-reaksi kimia misalnya garam (CaSO4.nH2O). adapula yang diendapkan dengan pertolongan jasad-jasad, baik tumbuhan maupun hewan.
Batuan endapan yang langsung dibentuk secara kimia ataupun organik mempunyai satu sifat yang sama yaitu pembentukkan dari larutan-larutan. Disamping sedimen-sedimen di atas, adapula sejenis batuan sejenis batuan endapan yang sebagian besar mengandung bahan-bahan tidak larut, misalnya endapan puing pada lereng pegunungan-pegunungan sebagai hasil penghancuran batuan-batuan yang diserang oleh pelapukan, penyinaran matahari, ataupun kikisan angin. Batuan yang demikian disebut eluvium dan alluvium jika dihanyutkan oleh air, sifat utama dari batuan sedimen adalah berlapis-lapisdan pada awalnya diendapkan secara mendatar.
Lapisan-lapisan ini tebalnya berbeda-beda dari beberapa centimeter sampai beberapa meter. Di dekat muara sungai endapan-endapan itu pada umunya tebal, sedang semakin maju ke arah laut endapan-endapan ini akan menjadi tipis(membaji) dan akhirnya hilang. Di dekat pantai, endapan-endapan itu biasanya merupakan butir-butir besar sedangkan ke arah laut kita temukan butir yang lebih halus lagi.ternyata lapisan-lapisan dalam sedimen itu disebabkan oleh beda butir batuan yang diendapkan. Biasanya di dekat pantai akan ditemukan batupasir, lebih ke arah laut batupasir ini berganti dengan batulempung, dan lebih dalam lagi terjadi pembentukkan batugamping(Katili dan Marks).
II.B.1 Transportasi dan Deposisi
a) Transportasi dan deposisi partikel oleh fluida
Pada transportasi oleh partikel fluida, partikel dan fluida akan bergerak secara bersama-sama. Sifat fisik yang berpengaruh terutama adalah densitas dan viskositas air lebih besar daripada angina sehingga air lebih mampu mengangkut partikel yang mengangkut partikel lebih besar daripada yang dapat diangkut angina. Viskositas adalah kemampuan fluida untuk mengalir. Jika viskositas rendah maka kecepatan mengalirnya akan rendah dan sebaliknya. Viskositas yang kecepatan mewngalirnyabesar merupakan viskositas yang tinngi.
b) Transportasi dan deposisi partikeloleh sediment gravity flow
Pada transportasi ini partikel sediment tertransport langsung oleh pengaruh gravitasi, disini material akan bergerak lebih dulu baru kemudian medianya. Jadi disini partikel bergerak tanpa batuan fluida, partikel sedimen akan bergerak karena terjadi perubahan energi potensial gravitasi menjadi energi kinetik. Yang termasuk dalam sediment gravity flow antara lain adalah debris flow, grain flow dan arus turbid. Deposisi sediment oleh gravity flow akan menghasilkan produk yang berbeda dengan deposisi sediment oleh fluida flow karena pada gravity flow transportasi dan deposisi terjadi dengan cepat sekali akibat pengaruh gravitasi. Batuan sedimen yang dihasilkan oleh proses ini umumnya akan mempunyai sortasi yang buruk dan memperlihatkan struktur deformasi.
Berbagai penggolongan dan penamaan batuan sedimen dan penamaan batuan sedimen telah ditemukan oleh para ahli, baik berdasarkan genetic maupun deskrritif. Secara genetic dapat disimpulkan dua golongan (Pettijohn,1975 dan W.T.Huang,1962)
II.B.2 Sedimen dapat diangkut dengan tiga cara
Suspension:
ini umumnya terjadi pada sedimen-sedimen yang sangat kecil ukurannya (seperti lempung) sehingga mampu diangkut oleh aliran air atau angin yang ada.
2). Bed load
ini terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar (seperti pasir, kerikil,kerakal, bongkah) sehingga gaya yang ada pada aliran yang bergerak dapat berfungsi memindahkan pertikel-partikel yang besar di dasar. Pergerakan dari butiran pasir dimulai pada saat kekuatan gaya aliran melebihi kekuatan inertia butiran pasir tersebut pada saat diam. Gerakan-gerakan sedimen tersebut bias menggelundung, menggeser, atau bahkan bisa mendorong sedimen yang satu dengan lainnya.
3). Saltation
yang dalam bahasa latin artinya meloncat umumnya terjadi pada sedimen berukuran pasir dimana aliran fluida yang ada mampu menghisap dan mengangkut sedimen pasir sampai akhirnya karena gaya grafitasi yang ada mampu mengembalikan sedimen pasir tersebut ke dasar. Pada saat kekuatan untuk mengangkut sedimen tidak cukup besar dalam membawa sedimen-sedimen yangada maka sedimen tersebut akan jatuh atau mungkin tertahan akibat gaya grafitasiyang ada. Setelah itu proses sedimentasi dapat berlangsung sehingga mampumengubah sedimen-sedimen tersebut menjadi suatu batuan sedimen.
Batuan sediment Klastik
Terbentuknya dari pengendepan kembali denritus atau perencanaan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, batuan sedimnen dan batuan metamorf. Dalam pembentukkan batuan sedimen klastik ini mengalami diagnesa yaitu perubahan yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sediment selama dan sesudah litifikasi.
Tersusun olek klastika-klastika yang terjadi karena proses pengendapan secara mekanis dan banyak dijumpai allogenic minerals. Allogenic minerals adalah mineral yang tidak terbentuk pada lingkungan sedimentasi atau pada saat sedimentasi terjadi. Mineral ini berasal dari batuan asal yang telah mengalami transportasi dan kemudian terendapkan pada lingkungan sedimentasi. Pada umumnya berupa mineral yang mempunyai resistensi tinggi. Contohnya: kuarsa, bioptite, hornblende, plagioklas dan garnet.
Adapun beberapa proses yang terjadi dalam diagnase, yaitu :
§ Kompaksi
Kompaksi terjadi jika adanya tekanan akibat penambahan beban.
§ Anthigenesis
Mineral baru terbentuk dalam lingkungan diagnetik, sehingga adanya mineral tersebut merupakan partikel baru dalam suatu sedimen. Mineral autigenik ini yang umum diketahui sebagai berikut: karbonat, silika, klastika, illite, gypsum dan lain-lain..
§ Metasomatisme
Metasomatisme yaitu pergantian mineral sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa pengurangan volume asal. Contoh : dolomitiasi, sehingga dapat merusak bentuk suatu batuan karbonat atau fosil.
§ Rekristalisasi
Rekristalisasi yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal dari pelarutan material sedimen selama diagnesa atau sebelumnya. Rekristalisasi sangat umum terjadi pada pembentukkan batuan karbonat. Sedimentasi yang terus berlangsung di bagian atas sehingga volume sedimen yang ada di bagian bawah semakin kecil dan cairan (fluida) dalam ruang antar butir tertekan keluar dan migrasi kearah atas berlahan-lahan.
§ Larutan (Solution)
Biasanya pada urutan karbonat akibat adanya larutan menyebabkan terbentuknya rongga-rongga di dalam jika tekanan cukup kuat menyebabkan terbentuknya struktur iolit.
II.B.2 Litifikasi dan Diagnesis
Litifikasi adalah proses perubahan material sediment menjadi batuan sediment yang kompak. Misalnya, pasir mengalami litifikasi menjadi batupasir. Seluruh proses yang menyebabkan perubahan pada sedimen selama terpendam dan terlitifikasi disebut sebagai diagnesis. Diagnesis terjadi pada temperatur dan tekanan yang lebih tinggi daripada kondisi selama proses pelapukan, namun lebih rendah daripada proses metamorfisme.
Proses diagnesis dapat dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan proses yang mengontrolnya, yaitu proses fisik, kimia, dan biologi.
Proses diagnesa sangat berperan dalam menentukan bentuk dan karakter akhir batuan sedimen yang dihasilkannya. Proses diagnesis akan menyebabkan perubahan material sedimen. Perubahan yang terjadi adalah perubahan fisik, mineralogi dan kimia.
Secara fisik perubahan yang terjadi adalah terutama perubahan tekstur, proses kompaksi akan merubah penempatan butiran sedimen sehingga terjadi kontak antar butirannya. Proses sementasi dapat menyebabkan ukuran butir kwarsa akan menjadi lebih besar. Perubahan kimia antara lain terdapat pada proses sementasi, authigenesis, replacement, inverse, dan solusi. Proses sementasi menentukan kemampuan erosi dan pengangkatan partikel oleh fluida. Pengangkutan sedimen oleh fluida dapat berupa bedload atau suspended load. Partikel yang berukuran lebih besar dari pasir umumnya dapat diangkut secara bedload dan yang lebih halus akan terangkut oleh partikel secara kontinu mengalami kontak dengan permukaan, traksi meliputi rolling, sliding, dan creeping. Sedangkan pada saltasi partikel tidak selalu mengalami kontak dengan permukaan. Deposisi akan terjadi jika energi yang mengangkut partkel sudah tidak mampu lagimengangkutnya.
II.B. Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Deskripsi Batuan Sedimen
II.B.1 Warna
Secara umum warna pada batuan sedimen akan dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :
a) Warna mineral pembentukkan batuan sedimen
Contoh jika mineral pembentukkan batuan sedimen didominasi oleh kwarsa maka batuan akan berwarna putih.
b) Warna massa dasar/matrik atau warna semen.
c) Warna material yang menyelubungi (coating material).
Contoh batupasir kwarsa yang diselubungi oleh glaukonit akan berwarna hijau.
d) Derajat kehalusan butir penyusunnya.
Pada batuan dengan komposisi yang sama jika makin halus ukuran butir maka warnanya cenderung akan lebih gelap.
Warna batuan juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pengendapan, jika kondisi lingkungannya reduksi maka warna batuan menjadi lebih gelap dibandingkan pada lingkungan oksidasi. Batuan sedimen yang banyak kandungan material organic (organic matter) mempunyai warna yang lebih gelap.
II.B.2 Tekstur
Tekstur batuan sediment adalah segala kenampakan yang menyangkut butir sedimen sepertiukuran butir, bentuk butir dan orientasi. Tewkstur batuan sedimen mempunyai arti penting karena mencerminkan proses yang telah dialamin batuan tersebut terutama proses transportasi dan pengendapannya, tekstur juga dapat digunakan untuk menginterpetasi lingkungan pengendapan batuan sediment. Secara umum batuan sedimen dibedakan menjadi dua, yaitu tekstur klastik dan non klastik.
a) Tekstur klastik
Unsur dari tekstur klastik fragmen, massa dasar (matrik) dan semen.
Fragmen : Batuan yang ukurannya lebih besar daripada pasir.
Matrik : Butiran yang berukuran lebih kecil daripada fragmen dan diendapkan bersama-sama dengan fragmen.
Semen : Material halus yang menjadi pengikat, semen diendapkan setelah fragmen dan matrik. Semen umumnya berupa silica, kalsit, sulfat atau oksida besi.
Besar butir kristal dibedakan menjadi : >5 mm = kasar
1-5 mm = sedang
<1 mm = halus
Jika kristalnya sangat halus sehingga tidak dapat dibedakan disebut mikrokristalin.
Ukuran Butir
Ukuran butir yang digunakan adalah skala Wenworth (1922), yaitu :
Ukuran Butir (mm) Nama Butir Nama Batuan
> 256 Bongkah (Boulder) Breksi : jika fragmen
64-256 Berangkal (Couble) berbentuk runcing
4-64 Kerakal (Pebble) Konglomerat : jika membulat
2-4 Kerikil (Gravel) fragmen berbentuk membulat
1-2 Pasir Sangat Kasar(Very Coarse Sand)
1/2-1 Pasir Kasar (Coarse Sand)
1/4-1/2 Pasir Sedang (Fine Sand) Batupasir
1/8-1/4 Pasir halus (Medium Sand)
1/16-1/8 Pasir Sangat Halus( Very Fine Sand)
1/256-1/16 Lanau Batulanau
<1/256 Lempung Batulempung
Besar butir dipengaruhi oleh :
Jenis Pelapukan
Jenis Transportasi
Waktu/jarak transport
Resistensi
Bentuk Butir
Tingkat kebundaran butir (roundness)
Tingkat kebundaran butir dipengaruhi oleh komposisi butir, ukuran butir, jenis proses transportasi dan jarak transport (Boggs,1987. Butiran dari mineral yang resisten seperti kwarsa dan zircon akan berbentuk kurang bundar dibandingkan butiran dari mineral kurang resisten seperti feldspar dan pyroxene. Butiran berukuran lebih besar daripada yang berukuran pasir. Jarak transport akan mempengaruhi tingkat kebundaran butir dari jenis butir yang sama, makin jauh jarak transport butiran akan makin bundar. Pembagian kebundaran :
a) Well rounded (membundar baik)
Semua permukaan konveks, hamper equidimensional, sferoidal.
b) Rounded (membundar)
Pada umumnya permukaan-permukaan bundar, ujung-ujung dan tepi butiran bundar.
c) Subrounded (membundar tanggung)
Permukaan umumnya datar dengan ujung-ujung yang membundar.
d) Subangular (menyudut tanggung)
Permukaan pada umumnya datar dengan ujung-ujung tajam.
e) Angular (menyudut)
Permukaan konkaf dengan ujungnya yang tajam.
(Endarto:2005)
Sortasi (Pemilahan)
Pemilahan adalah keseragaman dariukuran besar butir penyusun batuan sediment, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka, pemilahan semakin baik.
Pemilahan yaitu kesergaman butir didalam batuan sedimen klastik.bebrapa istilah yang biasa dipergunakan dalam pemilahan batuan, yaitu :
Sortasi baik : bila besar butir merata atau sama besar
Sortasi buruk : bila besar butir tidak merata, terdapat matrik dan fragmen.
Kemas (Fabric)
Didalam batuan sedimen klastik dikenal dua macam kemas, yaitu :
Kemas terbuka : bila butiran tidak saling bersentuhan (mengambang dalam matrik).
Kemas tertutup : butiran saling bersentuhan satu sama lain
II.C.3 Struktur
Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal batuan sedimen yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan energi pembentuknya. Pembentukkannya dapat terjadi pada waktu pengendapan maupun segera setelah proses pengendapan.
(Pettijohn & Potter, 1964 ; Koesomadinata , 1981)
Pada batuan sedimen dikenal dua macam struktur, yaitu :
Syngenetik : terbentuk bersamaan dengan terjadinya batuan sedimen, disebut juga sebagai struktur primer.
Epigenetik : terbentuk setelah batuan tersebut terbentuk seperti kekar, sesar, dan lipatan.
Macam-macam struktur primer adalah sebagai berikut :
Karena proses fisik
Struktur eksternal
Terlihat pada kenampakan morfologi dan bentuk batuan sedimen secara keseluruhan di lapangan. Contoh : lembaran (sheet), lensa, membaji (wedge), prisma tabular.
Struktur internal
Struktur ini terlihat pada bagian dalam batuan sedimen, macam struktur internal :
a) Perlapisan dan Laminasi
Disebut dengan perlapisan jika tebalnya lebih dari 1 cm dan disebut laminasi jika kurang dari 1 cm.perlapisan dan laminasi batuan sedimen terbentuk karena adanya perubahan kondisi fisik,kimia, dan biologi. Misalnya terjadi perubahan energi arus sehingga terjadi perubahan ukuran butir yang diendapkan.
Macam-macam perlapisan dan laminasi :
Perlapisan/laminasi sejajar (normal)
Dimana lapisan/laminasi batuan tersusun secara horizontal dan saling sejajar satu dengan yang lainnya.
Perlapisan/laminasi silang siur (Cross bedding/lamination)
Perlapisan/batuan saling potong memotong satu dengan yang lainnya.
Graded bedding
Struktur graded bedding merupakan struktur yang khas sekali dimana butiran makin ke atas makin halus. Graded bedding sangat penting sekali artinya dalam penelitian untuk menentukan yang mana atas (up) dan yang bawah (bottom) dimana yang halus merupakan bagian atasnya sedangkan bagian yang kasar adalah bawahnya. Graded bedding yang disebabkan oleh arus turbid,dimana fraksi halus didapatkan di bagian atas juga tersebar di seluruh batuan tersebut. Secara genesa graded bedding oleh arus turbid juga terjadi oleh selain oleh kerja suspensi juga disebabkan oleh pengaruh arus turbulensi.
Penggolongan Bedding Menurut Ketebalan (Mc Kee and Weir, 1985)
Ukuran Bedding (cm) Nama Bedding
>100 very thick bedded
30-100 thick bedded
10-30 medium bedded
3,0-10 thin bedded
1,0-3,0 very thin bedded
0,3-1,0 thick laminated
<0,3 thin laminated
b) Masif
Struktur kompak, consolidated, menyatu
Kenampakan pada permukaan lapisan
Ripple mark
Bentuk permukaan yang bergelombang karena adanya arus
Flute cast
Bentuk gerusan pada permukaan lapisan akibat aktivitas arus
Mud cracks
Bentuk retakan pada lapisan Lumpur (mud), biasanya berbentuk polygonal.
Rain marks
Kenampakan pada permukaan sedimen akibat tetesan air hujan.
4. Struktur yang terjadi karena deformasi
- Load cast
Lekukan pada permukaan lapisan akibat gaya tekan dari beban di atasnya.
- Convolute structure
Liukan pada batuan sedimen akibat proses deformasi.
- Sandstone dike and sill
Karena deformasi pasir dapat terinjeksi pada lapisan sediment diatasnya.
- Karena proses biologi
Jejak (tracks and trail)
Track : jejak berupa tsapak organisme
Trail : jejak berupa seretan bagian tubuh organisme
Galian (burrow)
Adalah lubang atau bahan galian hasil aktivitas organism
Cetakan (cast and mold)
Mold : cetakan bagian tubuh organisme
Cast : cetakan dari mold
Struktur batuan sedimen juga dapat digunakan untukmenentukan bagian atas suatu batuan sedimen. Penentuan bagian atas dari batuan sedimen sangat penting artinya dalam menentukan urutan batuan sediment tersebut.
II.B.4 Komposisi
Batuan sediment berdasarkan komposisinya dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu :
Batuan sediment detritus/klastik
Dapat dibedakan menjadi :
Detritus halus : batulempung, batulanau.
Detritus sedang : batupasir (greywock, feldspathic)
Detritus kasar : breksi dan konglomerat.
Komposisi batuan ini pada umumnya adalah kwarsa, feldspar, mika,mineral lempung,dsb.
Batuan sedimen evaporit
Batuan sedimen ini terbentuk dari proses evaporasi. Contoh batuannya adalah gips, anhydrite, batu garam.
batuan sedimen batubara
Batuan ini terbentuk dari material organic yang berasal dari tumbuhan. Untuk batubara dibedakan berdasarkan kandungan unsure karbon,oksigen, air dan tingkat perkembangannya. Contohnya lignit, bituminous coal, anthracite.
Batuan sedimen silica
Batuan sedimen silica ini terbentukoleh proses organic dan kimiawi. Contohnya adalah rijang (chert), radiolarian dan tanah diatomae.
Batuan sedimen karbonat
Batuan ini terbentuk baik oleh proses mekanis, kimiawi, organic. Contoh batuan karbonat adalah framestone, boundstone, packstone, wackstone dan sebagainya.
II.C. Klasifikasi Batuan Sedimen
II.C.1 Klasifikasi Batuan Sedimen Klastik
Klasifikasi batuan sedimen klastik yang umum digunakan adalah berdasarkan ukuran butirnya (menurut ukuran butir dari Wenworth), namun akan lebih baik lagi ditambahin mengenai hal-hal lain yang dapat memperjelas keterangan mengenai batuan sedimen yang dimaksud seperti komposisi dan strukturalnya. Misalnya batupasir silang siur, batulempung kerikil, batupasir kwarsa.
Ada klasifikasi lain yang juga dapat digunakan yaitu end members classification, klasifikasi ini dibuat berdasarkan komposisi atau ukuran butir. Penyusun batuan sedimen yang sudah ditentukan lebih dahulu.
Batupasir kwarsa
Komposisi didominasi oleh pasir kwarsa dengan demikian berarti transportasinya lebih jauh.
Sedikit mengandung chert (rijang)
Semennya adalh karbonat dan silica.
Kemungkinan mengandung fosil kecil sekali (fosil karbonat), jika ada kemungkinan karena semennya karbonat (gamping)
Warnanya agak gelap terang, karena kwarsa berwarna putih.
Greywocke
Istilah pertama digunakan di pegunungan Harz (Jerman)
Merupakan fragmen batuan (rock fragmen)
Berumur : devon-karbon atas, juga tersingkap di Skotlandia yang berumur Paleozoikum bawah.
Dengan adanya rock fragmen ini menyatakan bahwa sedimentasi tak normal (pendek), terjadi di daerah tektonik (dekat continental). Oleh karena pada daerah yang mantap, maka ia akan bersosiasi dengan lava bantal (di laut), batuan erupsi dan rijang (chert) (di darat). Rijang mencerminkan laut dalam,kemungkinan juga terdapat di continental slope besar sekali, yang disebut arus turbbidit.
Warnanya gelap
Pemilahannya jelek, karena transportasi pendek.
Bentuk agakmenyudut, karena transportasi jelek.
Karena arus turbidit maka struktur yang jelas yaitu graded-bedding
Pengendapan syngenetis (bersama-sama dengan proses genetika)
Arkone
Yang dominan adalah feldspar
Oleh karena yang dominant adalah feldspar maka ia tak tahan lapuk atau tidak stabil
Ini menunjukkan bahwa batuan ini terjadi pada keadaan transportasi pendek, kesempatan untuk melapuk kecil, iklim erring,relief tajam (pada daerah yang berelief tajam)
Warnanya terang kemerah-merahan
Sorting jelek, karena transportasi pendek
Kebulatan komponen, agak menyudut, karena transportasi pendek.
Konglomerat
Batuan klastik yang mempunyai fragmen batuan dan matrik,dengan batuan fragmen membundar – sangat membundar, kerikil, kerakal, dan bongkah dapat terdiri bermacam batuan tetapi, kebanyakan biasanya kaya akan mineral kwarsa. Biasanya ruang antara kerikil dengan pasir tersementasi dengan silica, lempung, limonite atau kalsit.
Breccia (breksi)
Adalah jenis batuan sedimen klastik yang menyerupai konglomerat, tetapi kebanyakan fragmen batuannya berbentuk angular sampai meruncing-runcing, ukuran umumnya berkisar dari kerakal sampai berangkal, sering diantara fragmen ini dijumpai ukuran yang lebih kecil yang disebut matrik, fragmen dan matrikpenyusun breksi ini terikat dengan semen yang berupa material karbonatan atau lempungan, dari bentuk fragmen yang meruncing, dapat ditafsirkan bahwa breksi ini diendapkan dengan sumbernya, sehingga tidak terpengaruh suara fisik oleh jarak transportasi hingga ingin mencapai cekungan sedimen ukuran material penyusun breksi lebih besar dari 2 mm.
Batu pasir
Batuan sediment klastik yang terdiri dari semen berukuran pasir, massa pasir ini umumnya adalah mineral silika, feldspar atau pasir karbonat, sedang material pengikat atau semen berupabesi oksida, silika lempung atau kalsium karbonat. Dengan adanya perubahan yang besar dalam ukuran butirnya, maka dapt dibedakan ukurannya dari batupasir kasar sampai batulanau. Pada beberapa batuan, dijumpai ukuran butir yang beragam; jadi dapat dikatakan batupasir konglomerat atau batulanau pasiran. Warna pada batupasir, terbentuk sebagian besar oleh variasi butirnya.
Arkose
Adalah jenis dari batupasir dengan jumlah butiran feldspar yang lebih banyak. Kalau komposisi batuan ini terdiri dari kwarsa dan feldspar dapat diikatakan granit, jadi kemungkinan adanya kesalahan tentang arkose sangat kecil. Pada arkose butirnya tidak saling mengunci, butiran membulat dan dipisahkan dengan material semen dengan butiran yang halus.
Batu lempung (dapat disebut serpih)
Adalah batuan sediment klastik yang terbentuk dari hasil pengompakan lempung dan lanau, ukuran butirnya halus sehingga batuannya terlihat homogen. Batulempung adalah halus dan umumnya terasa lembut, tetapi beberapa pasir halus atau lanau kasar mungkin membuat terasa griity.
Batu lempung umumnya dijumpai pelapisan sedimen. Batuan yang komposisinya sama tetapi mempunyai ketebalan dan lapisan yang berbentuk blok dapat disebut batulumpur, warna dari batulempung dan batulumpur antara ungu, hijau,merah,dan cokelat. Beberapalapisan yang banyak mengndung karbon berwarna hitam.
Batu gamping
Batu Gamping |
Yang mungkin saja termasuk kedalam batuan sediment klastik atau kimiawi, umumnya terdiri dari kalsit,beberapa mempunyai imparities atau variasi bagus bahkan keduanya dalam penampakkannya. Beberapa betugamping yang berbentuk butiran halus mungkin terbentuk secara presipitasi kimia dengan batuan banyak atu sedikit organisme kecil, beberapa sedimen pada dasar laut kemungkinan tersingkap di lapisan awal pada formasi batugamping ukuran halus.
Batugamping termasuk batuan sedimen. Batu gamping ini dapat diklasifikasikan salah satunya adalah klasifikasi dunham yang membahas tentang pembagian batugamping. Klasifikasi Dunham (1962) ini dilihat secara megaskopis yang mana dia mengamati indikasi adanya pengendapan batugamping yang ditunjukkan oleh tekstur hasil pengendapan yaitu limemud (nikrit) semakin sedikit nikrit semakin besar energi yang mempengaruhi pengendapannya. Menurut klasifikasi ini batugamping terbagi atas :
a. Mud Stone
b. Wake Stone
c. Pack Stone
d. Grain Stone
e. Bound Stone
f. Kristalin Karbonat
Dolostone
Seperti batugamping, juga merupakan batuan sedimen klastik ataun kimiawi yang umumnya tersusun oleh mineral dolomite, CuMg(CO3)2. dolomite kelihatan seperti kalsit,oleh karena itu mengapa dolomite dapat dikatakan sebagai batugamping.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar